Si Kecil Sembelit? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dan aneka makanan, bayi kerap mengalami berbagai masalah pencernaan. Selain diare, sembelit juga merupakan masalah pencernaan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak.

Meski begitu, Moms tetap harus waspada jika si kecil mengalami sembelit. Terutama jika usianya masih kurang dari 3 tahun. Dalam artikel ini kita akan membahas tentang sembelit pada bayi, penyebabnya serta cara mengatasi sembelit pada bayi. Simak artikel ini sampai tuntas, ya Moms!

Penyebab Sembelit pada Bayi

Secara umum, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan sembelit pada bayi. Apa saja?

  • Saat bayi mulai diberi MPASI. Memasuki usia 6 bulan, bayi akan mulai diperkenalkan pada makanan tambahan alias MPASI. Peralihan tekstur dari ASI yang cair ke MPASI yang mulai padat bisa menyebabkan si kecil mengalami sembelit ringan. Apalagi jika MPASI yang diberikan kurang kandungan serat
  • Pemberian sufor. Bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif biasanya tidak mengalami sembelit karena kandungan nutrisinya seimbang. Lain halnya dengan sufor yang kerap menyebabkan sembelit. Jika sembelit berlangsung berhari-hari, Moms bisa mencari alternatif merek sufor yang lain
  • Kekurangan cairan. Kekurangan cairan atau dehidrasi juga bisa menyebabkan feses yang dikeluarkan saat BAB menjadi keras dan menyakitkan. Ada yang bahkan sampai mengeluarkan darah. Jika ini adalah penyebab bayi Moms mengalami sembelit, segera bawa si kecil ke dokter untuk memastikan asupan cairannya tercukupi
  • Kondisi medis tertentu. Sembelit juga bisa disebabkan karena adanya kondisi medis tertentu seperti alergi makanan, keracunan makanan, hipotiroidisme dan lain sebagainya.

Bagaimana Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi?

Saat si kecil mengalami sembelit, tidak perlu terlalu buru-buru untuk memberikan obat. Ada beberapa langkah awal yang bisa Moms lakukan untuk mengatasinya. Apa saja?

Ubah Pola Makan Moms

Jika si kecil masih mengonsumsi ASI eksklusif, coba periksa kembali makanan apa saja yang sedang Moms konsumsi. Pasalnya, makanan juga bisa berpengaruh pada kualitas ASI yang pada akhirnya akan menyebabkan sembelit.

Saat si kecil sedang sembelit, usahakan untuk menghindari berbagai makanan seperti kopi, soda, produk susu sapi dan turunannya serta menghentikan konsumsi alkohol.

Pastikan Kebutuhan Cairan Si Kecil Tercukupi

Umumnya, bayi tidak memerlukan asupan cairan tambahan jika masih mengonsumsi ASI saja. Tapi jika bayi mengalami sembelit, Moms perlu memastikan kebutuhan cairannya terpenuhi agar pencernaannya dapat berfungsi dengan optimal.

Jika usianya belum mencapai 6 bulan, cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan cairannya adalah dengan memberikan ASI lebih sering lagi. Jika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, Moms bisa menambahkan asupan cairan lain seperti air putih, sup, sayur-sayuran atau buah-buahan yang sudah dihaluskan.

Berikan Pijatan Lembut di Perut Bayi

Untuk membantu si kecil yang kesulitan saat BAB, coba lakukan pijatan lembut di area perut. Lakukan pijatan dengan gerakan melingkar dari perut kanan bawah ke bagian kiri. Ini akan membantu si kecil agar bisa buang air dengan lebih lancar.

Bagi bayi yang sudah mengonsumsi MPASI, sembelit bisa dicegah dengan cara memberikan konsumsi serat yang cukup dan memberikan MPASI dengan tekstur sesuai dengan usianya. Untuk membantu Moms membuat MPASI sesuai tekstur, gunakan Food Maker dari LustyBunny.

Agar lebih mudah memberikan buah sebagai sumber serat, Moms bisa menggunakan Empeng Buah dari LustyBunny. Dengan berbagai perlengkapan bayi dari LustyBunny, menemani tumbuh kembang si kecil jadi lebih mudah dan menyenangkan!

Tips Tidurkan Newborn Agar Nyenyak

Jika Moms adalah seorang ibu baru, ada beragam pertanyaan yang mungkin muncul terkait cara merawat newborn. Mulai dari memilih perlengkapan bayi yang tepat sampai cara menidurkan bayi.

Perlu diketahui bahwa newborn atau bayi yang baru lahir belum memiliki kesadaran akan siang dan malam. Si kecil bisa tidur kapan saja dan terbangun saat lapar karena perutnya tidak cukup besar untuk menampung cukup makanan dalam jangka waktu lama. Jadi, si kecil akan terbangun beberapa kali dalam satu hari untuk menyusu.

Lalu, bagaimana cara menidurkan bayi baru lahir yang benar? Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Bagaimana Cara Membiasakan Bayi untuk Memahami Siang dan Malam?

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bayi baru lahir cenderung belum memiliki ritme sirkadian yang sempurna. Artinya, mereka belum memiliki kesadaran akan siang dan malam. Karena itu, langkah awal yang perlu Moms lakukan adalah mengajari bayi perbedaan siang dan malam. Tujuannya, agar mereka bisa beristirahat di waktu yang sesuai.

Di siang hari, bukalah gorden, ajak si kecil bermain. Tidak perlu khawatir dengan suara bising ketika mereka sedang tidur siang.

Di malam hari, untuk membantu si kecil memahami konsep malam Moms bisa melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

  • Mematikan lampu
  • Hindari bicara terlalu banyak atau dengan suara yang terlalu keras
  • Baringkan si kecil di tempat tidur setelah disusui dan diganti pakaiannya. Ini akan membuat mereka lebih nyaman dan tidak mudah rewel
  • Jangan ajak si kecil bermain.

Di Mana Sebaiknya Bayi Ditidurkan?

Di Indonesia, kebanyakan orang tua tidur dengan bayinya dalam satu kamar sampai usia tertentu atau sampai mereka cukup mandiri. Namun, di beberapa negara, bayi mulai dipisahkan tidurnya dari orang tua sejak balita.

Jika Moms berencana memisahkan si kecil di kamar berbeda, lakukan setelah usianya di atas 6 bulan. Di bawah usia 6 bulan, bayi harus selalu diawasi saat sedang tidur baik siang atau malam untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS/Sudden Infant Death Syndrome). Setelah usia 6 bulan, Moms bisa mulai membiasakan si kecil tidur sendiri jika mau.

Buat Rutinitas Sebelum Tidur

Moms bisa mulai memperkenalkan rutinitas tidur pada si kecil saat usianya sekitar 3 bulan. Memberikan rutinitas akan membantu mereka untuk tidur sesuai dengan jam tidurnya. Rutinitas ini bisa berupa:

  • Mandi sebelum tidur
  • Mengganti pakaian dan popoknya sebelum tidur
  • Membaringkannya di tempat tidur
  • Membacakan cerita pengantar tidur. Membacakan cerita bisa dilakukan sedini mungkin, bahkan sebelum anak bisa bicara dan memahami apa yang Moms katakan
  • Redupkan cahaya lampu ruangan untuk menciptakan kesan tenang
  • Berikan pelukan dan ciuman selamat malam
  • Nyanyikan lagu pengantar tidur atau perdengarkan musik yang menenangkan untuk membantu si kecil tertidur
  • Jika si kecil sudah punya gigi, sikat terlebih dahulu giginya sebelum tidur.

Seiring dengan bertambahnya usia anak, rutinitas semacam ini akan sangat membantu si kecil untuk tidur. Hindari aktivitas yang terlalu banyak membutuhkan tenaga dan cenderung merangsang aktivitas fisik. Lakukan sesuatu yang menenangkan seperti membaca sebagai gantinya.

Bagi bayi baru lahir, memastikan tubuh si kecil dalam kondisi yang nyaman itu sangat penting untuk membantu tidurnya lebih nyenyak, terutama saat cuaca dingin. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan perlengkapan bayi berupa set sarung tangan dan sarung kaki bayi dari LustyBunny. Corak menggemaskan dan bahan premiumnya yang lembut akan menjaga si kecil tetap hangat selama tidur.

TAKARAN SUSU EUROLINE SERIES

Milk Container Bayi: Mempermudah Penyimpanan dan Pemberian Susu untuk Kesehatan Si Kecil

Milk container bayi merupakan wadah yang dirancang khusus untuk menyimpan susu formula atau ASI (Air Susu Ibu) dalam jumlah tertentu. Produk ini telah menjadi pilihan praktis bagi para orangtua yang ingin memberi makan bayi mereka dengan mudah dan tetap menjaga kebersihan dan keamanan susu.

Keuntungan Menggunakan Milk Container Bayi:

  1. Penyimpanan yang Tepat,

Milk container bayi hadir dengan kapasitas yang beragam, memungkinkan orangtua menyimpan susu dalam takaran yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Dengan ini, susu dapat disimpan dengan rapi dan tertata, serta mengurangi pemborosan.

  1. Portabilitas,

Milk container bayi yang ringkas dan mudah dibawa memungkinkan orangtua untuk menyediakan susu dengan mudah saat berada di luar rumah atau saat bepergian. Ini membuat proses pemberian makan bayi lebih praktis dan efisien.

  1. Pencegahan Tumpah,

Sebagian besar milk container dilengkapi dengan tutup yang rapat sehingga mencegah tumpahnya susu saat dibawa bepergian atau saat disimpan di dalam tas bayi.

  1. Higienis dan Mudah Dibersihkan,

Material berkualitas tinggi yang digunakan dalam pembuatan milk container bayi memastikan kebersihan dan keamanan susu. Selain itu, bagian-bagian milk container mudah dibongkar dan dicuci, menjaga kebersihan secara optimal.

Fitur Utama Euroline Series:

  • Bahan Food Garde dan BPA free, sehingga aman saat digunakan
  • Kapasitas takaran susu Euroline Series 500 ml
  • Terdapat sendok takaran susu
  • Dilengkapi dengan pengunci, agar tidak mudah tumpah
  • Terdapat sekat antara sendok dan tempat susu
  • Terdapat pengikis susu (untuk takaran pengukuran susu lebih akurat)

Tips Menggunakan Milk Container Bayi:

  • Pastikan milk container selalu dalam keadaan bersih sebelum digunakan untuk menyimpan susu. Bersihkan dan sterilkan sebelum dan setelah digunakan
  • Simpan milk container di tempat yang bersih, kering, dan jauh dari sinar matahari langsung.

Dengan adanya Bunny milk container Euroline series, para orangtua dapat lebih mudah menyimpan dan memberi makan bayi mereka dengan susu yang tepat dan aman. Pastikan untuk memilih produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan bayi Anda untuk mendapatkan manfaat optimal dari penggunaan milk container. Jaga kebersihan dan keamanan dalam menyimpan dan memberi makan bayi, karena nutrisi yang baik dan kebersihan adalah kunci untuk kesehatan dan pertumbuhan si kecil.

TRAINING CUP EUROLINE SERIES

Bunny Training Cup Euroline Series dengan Sedotan Bandul

Pentingnya memperkenalkan anak pada minum dari cangkir atau gelas biasa sebagai bagian dari perkembangan mereka telah lama diakui oleh para ahli. Namun, transisi dari botol susu ke cangkir dapat menjadi proses yang menantang bagi banyak orangtua. Inilah mengapa, produsen perlengkapan bayi terus berinovasi dan menciptakan solusi yang lebih mudah dan menyenangkan. Salah satu inovasi terbaru dalam dunia parenting adalah “Training Cup dengan Sedotan Bandul.”

Apa itu Training Cup dengan Sedotan Bandul?

Training Cup dengan Sedotan Bandul adalah cangkir pelatihan yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak mengalihkan kebiasaan minum dari botol susu ke cangkir atau gelas biasa. Cangkir ini dilengkapi dengan sedotan bandul yang dapat menyesuaikan aliran cairan, memberikan kontrol lebih pada anak saat minum. Ini membantu anak untuk belajar menyesuaikan ritme minum mereka secara bertahap, mengurangi risiko tersedak dan memudahkan transisi ke cangkir tanpa sedotan.

Fitur Utama Training Cup dengan Sedotan Bandul:

  1. Sedotan Bandul yang Disesuaikan,

Sedotan bandul pada cangkir pelatihan ini dapat diatur sesuai preferensi anak. Ini memungkinkan aliran yang lebih lambat untuk anak yang sedang beradaptasi atau aliran yang lebih cepat untuk anak yang lebih mahir.

  1. Anti-Tersedak,

Sedotan bandul yang dirancang khusus membantu mengurangi risiko tersedak pada anak saat minum. Ini memberikan rasa aman bagi orangtua selama transisi ke cangkir.

  1. Mendukung Perkembangan Motorik,

Training Cup Euroline series dengan Sedotan Bandul dapat membantu memperkuat otot-otot mulut dan memfasilitasi koordinasi tangan dan mata anak saat mereka belajar minum dari cangkir.

  1. Bahan Aman dan Ramah Lingkungan,

Cangkir ini terbuat dari bahan berkualitas tinggi yang aman untuk anak-anak dan ramah lingkungan. Bebas dari BPA dan bahan berbahaya lainnya.

  1. Desain Menarik,

Training CupEuroline series dengan Sedotan Bandul hadir dengan beragam desain menarik dan warna-warna cerah yang disukai oleh anak-anak. Ini dapat membantu menarik perhatian mereka dan membuat proses transisi menjadi lebih menyenangkan.

Manfaat Menggunakan Training Cup dengan Sedotan Bandul:

  1. Membantu Transisi yang Lebih Lancar: Training Cup dengan Sedotan Bandul membantu anak-anak beradaptasi dengan lebih mudah saat beralih dari botol susu ke cangkir biasa.
  2. Meningkatkan Kemandirian: Penggunaan cangkir pelatihan ini mendukung kemandirian anak karena mereka dapat memegang dan mengendalikan minuman mereka sendiri.
  3. Pencegahan Tersedak: Dengan aliran yang dapat diatur, cangkir ini membantu mengurangi risiko tersedak dan memungkinkan anak untuk minum dengan lebih aman.
  4. Mendorong Kreativitas: Desain menarik pada cangkir ini dapat merangsang kreativitas anak saat minum, sehingga mereka lebih tertarik untuk mencoba cangkir baru mereka.

 

Kesimpulan:

Training Cup dengan Sedotan Bandul adalah inovasi yang menguntungkan bagi orangtua yang ingin mengalihkan anak-anak mereka dari botol susu ke cangkir biasa dengan lebih lancar dan menyenangkan. Dengan fitur-fitur yang unik dan manfaat yang signifikan, cangkir pelatihan ini telah membantu banyak keluarga dalam proses transisi tersebut. Ingatlah untuk memilih produk yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak Anda. Selamat mencoba dan semoga proses transisi ke cangkir menjadi momen yang menyenangkan bagi Anda dan buah hati!

Segera kunjungi website Online store LustyBunny. Nikmati pengalaman memperkenalkan anak pada minum dari cangkir yang luar biasa dengan Training cup Bunny Euroline Series Inovatif kami! Promo terbatas, segera dapatkan sebelum kehabisan! Terima kasih atas dukungan Anda!

BOTOL SUSU EUROLINE SERIES

Bunny Botol Susu Euroline Series! Dengan desain ergonomis dan bahan berkualitas, terciptalah pengalaman menyusui yang nyaman dan aman bagi bayi Anda. Nikmati kualitas terbaik untuk si kecil!

Fitur Utama:

  1. Desain Ergonomis,

Bentuk botol didesain dengan cermat untuk meniru pengalaman menyusui alami, mendorong pelekatan yang tepat dan mengurangi kolik.

  1. Mudah Dibersihkan,

Desain botol susu ini mudah dibersihkan, dan semua bagian aman untuk disterilkan

  1. Bebas BPA,

Keamanan bayi Anda adalah prioritas utama kami. Botol kami terbuat dari bahan food grade dan bebas dari racun BPA.

  1. Berbagai Ukuran,

Tersedia dalam berbagai kapasitas untuk mengakomodasi kebutuhan bayi Anda yang sedang tumbuh.

  1. Ringan dan Mudah digenggam,

 

Cara Menggunakan dan Merawat Botol Bayi Anda:

  1. Sebelum digunakan pertama kali, sterilkan semua bagian dalam air mendidih selama 5 menit.
  2. Rakit botol dengan benar, pastikan dot terpasang erat.
  3. Isi botol dengan ASI, susu formula, atau air dengan suhu yang sesuai.
  4. Setelah digunakan, lepaskan bagian-bagian botol dan cuci semua bagian dengan air sabun hangat.
  5. Sterilkan botol secara teratur untuk menjaga kebersihannya.

 

Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan diskon eksklusif untuk pembelian pertama. Segera kunjungi website Online store LustyBunny. Nikmati pengalaman menyusui yang luar biasa dengan Botol Susu Inovatif kami! Promo terbatas, segera dapatkan sebelum kehabisan! Terima kasih atas dukungan Anda!

Fakta dan Mitos Seputar Perawatan Rambut Bayi

Ketika mempersiapkan perlengkapan bayi baru lahir, banyak ibu yang mungkin tidak mempertimbangkan untuk membeli sisir atau sikat rambut bayi. Karena masih kecil dan rambutnya kemungkinan akan dicukur, perawatan rambut kerap dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting. Benarkah ini?

Sebelum membeli perlengkapan bayi termasuk sisir atau sikat rambut, ada beberapa mitos dan fakta seputar perawatan rambut bayi yang perlu Moms ketahui. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Rambut Bayi akan Rontok dengan Sendirinya

Meskipun kebiasaan mencukur rambut bayi yang baru lahir adalah hal yang umum dilakukan di Indonesia, namun ternyata tidak sedikit orang tua yang membiarkan rambut bayinya begitu saja (tidak mencukurnya).

Walaupun saat lahir rambut bayi tebal, ternyata semua bayi akan mengalami kerontokan rambut. Hal ini disampaikan oleh Dr. Andy Raffless (dilansir dari huffingtonpost.co.uk). Menurutnya, kerontokan akan terjadi selama 6 bulan pertama dan ini adalah hal yang wajar. Penyebabnya adalah karena hormon yang bertugas melindungi bayi selama dalam kandungan sudah berkurang.

Efeknya, akan terjadi perlambatan pertumbuhan rambut yang cukup ekstrem. Banyak ibu yang mungkin menemukan bahwa anak mereka mengalami fase botak yang cukup lama (setelah dicukur pasca persalinan). Ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan karena rambut bayi tetap akan tumbuh kembali nantinya.

Mencukur Rambut Bisa Membuatnya Tumbuh Lebih Lebat

Salah satu kepercayaan yang banyak beredar di tengah masyarakat kita adalah bahwa mencukur rambut bayi akan membuatnya tumbuh lebih lebat. Ini adalah mitos, ya Moms.

Menurut Dr. Cindy Gellner dilansir dari healthcare.utah.edu, mencukur rambut bayi tidak akan membuatnya tumbuh lebih lebat. Sebab, tekstur dan tingkat pertumbuhan rambut ditentukan oleh faktor keturunan. Jadi kalau niat Moms mencukur rambut hanya untuk membuat rambutnya lebat, sebenarnya ini tidak akan berpengaruh banyak.

Rambut Bayi Harus Dicuci dengan Sampo yang Memiliki Banyak Busa

Mitos berikutnya yang mungkin pernah Moms dengar terkait perawatan rambut bayi adalah tentang penggunaan sampo berbusa banyak. Faktanya, ini tidak benar sama sekali, ya Moms.

Jika Moms terlalu sering mencuci rambut bayi dengan sampo, lapisan minyak alaminya akan hilang. Efeknya, rambut si kecil akan menjadi kering dan terlihat tidak sehat. Cucilah rambut bayi hanya dengan sampo khusus bayi. Langsung bilas secara menyeluruh setelah Moms mengusapkannya ke kepala si kecil, ya!

Jika Rambut Bayi Dipotong Sebelum Ulang Tahun Pertamanya, Rambutnya akan Jelek

Ini adalah mitos yang sebaiknya tidak Moms percaya, ya! Sekali lagi, pertumbuhan rambut bayi berkaitan erat dengan faktor genetik. Jadi kalau Moms takut memotong rambut si kecil akan membuat usaha perawatan rambut jadi sia-sia, sebaiknya segera buang ketakutan tersebut, ya!

Rambut Bayi Tidak Perlu Disisir

Meskipun rambutnya masih sedikit atau sangat halus, bukan berarti si kecil tidak butuh disisir. Ternyata, menyikat atau menyisir rambut bayi dengan sikat yang lembut memiliki banyak manfaat loh, Moms. Selain memperlancar aliran darah di kepala, menyikat rambut bayi juga bisa menstimulasi pertumbuhan rambutnya.

Menyisir rambut bayi juga akan membuat bayi lebih relaks, merangsang sistem saraf dan otak bayi serta membantu membersihkan kerak atau cradle crap yang menempel di permukaan kulit kepala.

Itu dia beberapa mitos dan fakta seputar perawatan rambut bayi yang perlu Moms ketahui. Yuk, mulai perawatan rambut si kecil dengan membeli perlengkapan bayi berupa set sisir dan sikat rambut dari Lusty Bunny!

Atasi Ketergantungan Anak pada Dot? Begini Caranya!

Sebagian bayi mengonsumsi susu dengan menggunakan dot. Baik itu susu formula atau ASIP. Seiring dengan bertambahnya usia, Moms harus mulai berusaha menghentikan penggunaan dot ini. Kapan sebaiknya bayi tidak diberi susu dengan menggunakan dot lagi? Jika anak mengalami ketergantungan pada dot, usaha apa yang bisa Moms lakukan?

Dilansir dari situs resmi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), American Academy of Pediatrics atau AAP menyebutkan bahwa sebenarnya sejak usia 6 hingga 9 bulan, anak sudah bisa diberi susu atau air minum dengan menggunakan sippy cup atau gelas isap. AAP juga menyarankan bahwa selambat-lambatnya di usia 18 bulan, pemberian dot atau botol susu sebaiknya sudah dihentikan. Pasalnya jika dibiarkan terlalu lama, pertumbuhan gigi anak bisa jadi tidak normal.

Namun, menyapih dot pada anak kadang sama sulitnya dengan menyapih ASI. Lalu, apa yang bisa Moms lakukan untuk mengurangi ketergantungan si kecil pada botol dot?

Mulai Beri Penjelasan pada Anak

Jika si kecil sudah mulai bisa berkomunikasi, Moms bisa mulai menjelaskan padanya bahwa ia sudah besar dan sudah boleh belajar minum dengan gelas atau sippy cup. Beri penjelasan dengan bahasa yang sederhana, tanpa nada keras. Lakukan ini perlahan-lahan agar tertanam di alam bawah sadar anak. Perlahan tapi pasti, si kecil akan mulai memahami dan belajar berhenti menggunakan dot.

Beri Batasan dan Waktu Kapan si Kecil Boleh Minum dengan Dot

Langkah selanjutnya yang perlu Moms lakukan adalah membatasi penggunaan dot. Jika sebelumnya dia minum dengan dot sebanyak 5-8 kali dalam sehari, batasi menjadi 3-5 kali saja. Lakukan perlahan-lahan agar anak tidak kaget.

Selain itu, batasi juga durasi penggunaan dot selama 15 sampai 20 menit saja. Moms juga bisa membuat aturan agar si kecil hanya minum susu dengan dot saat akan tidur. Jika sedang bermain, berikan susu dengan menggunakan gelas atau sippy cup. Dengan cara ini, anak akan mulai membiasakan diri untuk tidak minum dengan menggunakan botol dot. Pada akhirnya, ia akan berhenti minum dari dot sama sekali.

Jika Anak Merengek, Alihkan Perhatiannya

Anak tentu tidak akan selalu menurut jika Moms memintanya minum dengan cangkir atau gelas. Jika ia merengek dan rewel karena ingin diberi dot, cobalah untuk mengalihkan perhatiannya. Anak yang sudah berusia 2 atau 3 tahun umumnya lebih mudah dialihkan perhatiannya karena mereka memang lebih banyak tertarik pada hal-hal lain di sekitarnya.

Berikan Opsi Pengganti

Si kecil mungkin akan menolak jika Moms langsung menawarkan susu dalam gelas kepadanya. Sebagai pengganti, cobalah gunakan alat minum lain yang menarik dan praktis. Misalnya dengan menggunakan sippy cup atau training cup yang memiliki desain menarik. Ketertarikannya pada wadah minum pengganti ini perlahan-lahan akan membantunya untuk lepas dari botol dot selamanya.

Bingung mencari training cup atau sippy cup berkualitas dengan desain yang menarik? Lusty Bunny punya beragam koleksi yang bisa Moms pilih sesuai preferensi dan kebutuhan.

Training cup dari Lusty Bunny tersedia dengan berbagai pilihan desain, warna dan corak yang akan membuat proses ‘menyapih’ botol dot si kecil jadi lebih mudah. Tak hanya dibuat dari bahan berkualitas yang aman untuk si kecil, harganya pun terjangkau. Cek katalog lengkap kami di Lusty Bunny Official Store dan pesan sekarang juga!

Jangan Sembarangan, Begini Tips Memilih Sepatu untuk Anak

Setelah menjadi orang tua, berbagai hal tentang si kecil jadi terasa menarik sekaligus membingungkan. Memilih perlengkapan bayi termasuk sepatu adalah salah satunya. Kapan sebenarnya si kecil perlu pakai sepatu? Sepatu seperti apa yang ideal diberikan kepada si kecil sesuai dengan usianya?

Karena saat bayi kaki si kecil masih sangat lembut dan sensitif, penting untuk memilihkan sepatu dengan desain dan bahan yang cocok. Dengan begitu, si kecil bisa beraktivitas dengan nyaman sepanjang hari dan bisa tetap tampil penuh gaya.

Kapan Sebaiknya Bayi Mulai Diberi Sepatu?

Menurut Dr. Jean Moorjani, seorang dokter anak di Rumah Sakit Anak Arnold Palmer di Orlando, bayi yang baru saja belajar berjalan sebaiknya tidak diberi sepatu dulu. Karena itu, Moms disarankan untuk membelikan anak sepatu ketika ia mulai bisa berjalan dengan lancar dan mulai aktif.

Berdasarkan riset yang dimuat dalam Scientific Reports Nature Research, telanjang kaki merupakan opsi yang terbaik ketika bayi belum bisa berjalan. Namun jika memang diperlukan, Moms boleh memberikan kaus kaki atau sepatu pre walker dengan bahan yang lembut jika dikhawatirkan kaki si kecil akan terluka karena benda berbahaya atau untuk melindunginya dari cuaca yang dingin.

Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memilih Sepatu Bayi?

Ada beberapa tips penting yang perlu Moms pertimbangkan sebelum membeli sepatu bayi laki-laki maupun sepatu bayi perempuan. Apa saja?

Newborn Tidak Memerlukan Sepatu

Bicara soal kebutuhan mengenakan sepatu, Moms mungkin perlu memberi sepatu kepada bayi saat akan bepergian atau menghadiri acara tertentu. Namun, waktu terbaik untuk memilihkan sepatu pertama untuk bayi adalah ketika ia sudah menunjukkan tanda-tanda akan berjalan.

Biasanya ini akan terjadi menjelang usia anak 1 tahun. Dia akan mulai belahar berdiri sendiri sembari berpegangan ke dinding dan melangkahkan kaki satu per satu. Ini adalah waktu yang tepat untuk mulai memberinya sepasang sepatu.

Pilih Sepatu yang Nyaman

Banyak ibu yang tergoda membelikan sepatu bayi karena desainnya yang menggemaskan. Tapi ingat bahwa aspek terpenting yang harus Moms perhatikan sebelum membelikan sepatu untuk si kecil adalah kenyamanannya.

Kalau bagian ujung sepatu membuat kaki anak sakit dan ia terlihat berjalan dengan langkah yang tidak nyaman, ada kemungkinan sepatunya memang tidak cocok. Karena si kecil belum bisa memberitahu Moms apakah sepatunya nyaman atau tidak, Moms perlu betul-betul memerhatikannya.

Pastikan Sepatu Tidak Menghambat Aktivitas si Kecil

Meskipun berfungsi sebagai pelindung terutama ketika sedang beraktivitas di luar ruangan, tapi memakaikan sepatu tidak berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar berjalan. Bahkan, mengenakan sepatu bersol keras dan tidak fleksibel akan membatasi gerak alami kakinya dan menyulitkan si kecil saat akan belajar jalan.

Ketika baru belajar jalan, bayi juga cenderung mencengkeramkan kakinya ke tanah yang dipijaknya. Jadi, saat baru belajar berjalan penggunaan sepatu tidak benar-benar diperlukan. Kalau si kecil sedang ada di dalam rumah, tidak perlu memberinya alas kaki agar perkembangan alami kakinya lebih optimal.

Pakaikan si kecil sepatu jika dia berjalan di atas permukaan yang tidak rata, berbatu, terlalu panas atau dingin.

Selain memerhatikan desainnya, pastikan bahan yang digunakan untuk sepatu tidak membuat kaki anak gerah, ya Moms!

Lalu, di mana Moms bisa mendapatkan beragam koleksi sepatu bayi berkualitas? Semuanya tersedia hanya di Lusty Bunny! Cek official store kami sekarang juga!

Wajib Tahu, Ini Pentingnya Tekstur MPASI untuk Si Kecil

Menurut rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia, WHO, bayi yang sudah berusia 6 bulan dapat diberi makanan tambahan padat atau MPASI dengan pemberian ASI yang dapat diteruskan hingga usia 2 tahun. Artinya, ketika si kecil memasuki umur 6 bulan, ia membutuhkan asupan makanan lain selain air susu dari ibunya saja. Ini karena di usia tersebut, bayi sudah membutuhkan asupan energi tambahan yang tidak dapat tercukupi dengan ASI saja.

Pemberian MPASI di usia 6 bulan sebenarnya bukan tanpa alasan. Di usia 6 bulan, anak sudah dianggap siap untuk menerima makanan lain selain ASI. Kesiapan ini termasuk kesiapan fisik, kesehaan pencernaan hingga motoriknya. Di usia 6 bulan, si kecil sudah mampu menggenggam sendiri makanan dan mampu mengontrol kepalanya.

Sebelum membeli perlengkapan makan bayi, ada berbagai hal yang perlu Moms ketahui terkait MPASI. Salah satunya adalah tekstur makanan yang akan diberikan pada si kecil. Pemberian tekstur makanan harus sesuai dengan usia si kecil agar perkembangannya optimal. Simak panduannya berikut ini!

Menyiapkan MPASI Pertama

Pada satu atau dua pekan pertama pemberian MPASI, Moms harus menyediakan makanan dalam bentuk yang sudah lumat atau disaring terlebih dahulu. Moms juga disarankan untuk memberikan satu jenis makanan saja di awal MPASI.

Misalnya, di hari pertama Moms memberikan nasi yang sudah dilumat dan disaring. Di hari berikutnya, Moms bisa memperkenalkan makanan pokok lain seperti kentang atau ubi jalar. Sebelum mengganti menu MPASI, sebaiknya tunggu jeda 3 hari terlebih dahulu untuk melihat reaksi alergi pada bayi. Misalnya saja ketika Moms mencampur nasi dengan protein hewani sepertu udang atau ikan, apakah si kecil mengalami alergi atau tidak.

MPASI di Usia 9 sampai 12 Bulan

Memasuki usia 9 bulan, tekstur makanan si kecil harus mulai diubah. Anak memerlukan makanan dengan tekstur yang lebih kasar, bukan lagi makanan yang disaring. Penyajian makanan dalam periode ini disebut dengan makanan tim.

Di usia ini, pemberian ASI ditujukan untuk membantu merangsang pertumbuhan gigi anak. Karena itu, tekstur makanan juga harus disesuaikan.

Saat si kecil mencapai usia 12 bulan, makanan anak juga harus kembali diubah. Di usia ini, ia harus dibiasakan mengonsumsi makanan yang juga dimakan oleh anggota keluarga lain dengan cara dicincang. Misalnya saja, Moms memasak sup wortel dengan kentang dan daging, Moms bisa mencincang makanan yang berukuran besar dan memberikannya pada si kecil.

Selain variasi tekstur dan jenis makanannya, hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah memberikan MPASI berdasarkan kebutuhan tubuh anak. Di usia 6 bulan, MPASI yang diberikan sebaiknya tidak lebih dari sepertiga mangkuk makan. Tujuan pembatasan ini adalah agar bayi tidak terlalu kenyang dan menolak ASI nantinya.

Perlu diketahui juga bahwa seiring dengan bertambahnya usia dan berat badan serta tinggi anak, jumlah kalori yang dibutuhkan oleh si kecil juga bertambah. Karena itu, porsi makana si kecil juga perlu diperhatikan jumlahnya.

Itu dia beberapa hal yang perlu Moms ketahui terkait tekstur makanan bayi. Pastikan si kecil mendapatkan MPASI dengan tekstur yang sesuai dengan usianya, ya Moms! Untuk memudahkan Moms mengatur tekstur makan si kecil, Moms bisa menggunakan food maker perlengkapan makan bayi dari Lusty Bunny. Yuk, pesan sekarang untuk persiapan MPASI si kecil!

Jangan Langsung Beri Obat, Begini Trik Hadapi Bayi yang Demam

Demam pada bayi kerap membuat orang tua merasa cemas. Tidak sedikit orang tua yang langsung memberikan obat demam atau membawa bayinya ke dokter. Faktanya, demam tidak selalu berbahaya dan sebenarnya bisa ditangani terlebih dahulu di rumah.

Demam pada dasarnya merupakan reaksi yang normal karena tubuh bayi sedang berusaha melawan infeksi atau penyakit yang sedang menyerang tubuhnya. Demam juga bisa menjadi pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh bayi bekerja dengan baik. Jika masih terjadi dalam rentang waktu 3 – 4 hari, demam pada anak termasuk normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Lantasi, bagaimana cara penanganan demam pada anak di rumah? Simak beberapa tipsnya berikut ini!

Kompres

Mengompres bayi dengan menggunakan air hangat diketahui bisa membantu meredakan demam. Caranya juga terbilang mudah. Moms bisa menggunakan perlengkapan bayi berupa washlap dari LustyBunny kemudian merendamnya dengan air hangat. Peras washlap lalu letakkan di kening, leher, ketiak dan bagian selangkangan.

Ingat, jangan mengompres bayi dengan menggunakan air dingin karena ini justru bisa membuat anak merasa kedinginan dan menggigil.

Berikan Asupan Cairan yang Cukup

Saat bayi dalam keadaan demam, penting untuk menjaga tubuhnya tetap terhidrasi. Memberikan ASI secara rutin bisa membantu meredakan demam. Apalagi di dalam ASI ada kandungan antibodi IgA sekretori yang bisa menghalangi bakteri masuk ke dalam aliran darah. Ini akan membantu bayi melawan infeksi yang menyebabkan demam.

Jika si kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan (sudah mengonsumsi MPASI), Moms juga bisa memberikan air putih untuk memastikan tubuhnya mendapatkan asupan cairan yang cukup.

Mandikan si Kecil dengan Air Hangat

Banyak ibu yang percaya bahwa bayi yang demam sebaiknya tidak dimandikan. Ini tidak sepenuhnya benar, ya Moms. Bayi tetap boleh dimandikan saat demam asal menggunakan air hangat. Ketika bayi mandi dengan air hangat, suhu tubuh akan menurun saat air menguap dari permukaan kulit.

Dilansir dari jurnal Annals of Tropical Paediatrics, “Efficacy of tepid sponging versus paracetamol in reducing temperature in febrile children” disebutkan bahwa memandikan bayi dengan menggunakan air hangat bisa mengurangi demam sampai 30 menit pertama setelah selesai mandi.

Setelah mandi, segera keringkan tubuh si kecil menggunakan handuk lembut. Hindari memakaikan baju yang terlalu tebal, ya Moms!

Kenakan Pakaian yang Nyaman

Moms mungkin pernah melihat ibu yang sengaja memakaikan pakaian tebal saat anaknya sedang demam karena khawatir anak kedinginan. Namun sebenarnya, cara yang ampuh untuk menurunkan demam pada bayi adalah dengan memberikan pakaian yang nyaman dan sejuk untuk si kecil. Hindari memakaikan baju berlapis atau yang terlalu tebal karena ini justru akan membuat panas tubuh terperangkap dan demam malah sulit turun.

Jaga Suhu Ruangan tetap Sejuk

Langkah berikutnya yang perlu Moms lakukan untuk mengatasi demam si kecil adalah dengan memastikan suhu ruangan tetap sejuk. Moms bisa menyalakan AC atau kipas angin dengan kecepatan rendah jika ruangan mulai terasa panas. Ini penting dilakukan untuk melindungi si kecil dari suhu panas yang bisa memperburuk gejala demamnya.

Lalu, kapan sebaiknya anak yang demam dibawa ke dokter. Jika anak yang demam berusia kurang dari 3 bulan, segera bawa anak ke dokter apapun keadaannya. Anak usia 3 – 36 bulan harus dibawa ke dokter jika demamnya sudah berlangsung lebih dari 3 hari atau suhunya lebih tinggi dari 39 derajat Celsius.

Itulah beberapa langkah perawatan untuk bayi yang sedang demam. Jangan lupa lengkapi perawatan si kecil dengan menggunakan washlap dari LustyBunny. Sediakan air dalam wadah yang mudah diminum dengan memilih berbagai koleksi dari LustyBunny untuk memastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi.

Jangan Asal, Begini Cara Menyimpan ASIP yang Benar!

Bagi Moms yang menyusui, melakukan pumping ASI kadang diperlukan. Entah karena harus menyetok ASIP untuk kembali bekerja atau karena produksi ASI yang melimpah. Ketika memutuskan untuk menggunakan pompa ASI, Moms juga perlu mengetahui bagaimana cara menyimpan ASIP yang benar.

Agar kualitas ASIP tidak berubah dan bisa diberikan kembali pada si kecil, ada pedoman penyimpanan yang harus Moms ketahui. Pasalnya ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi usia simpan ASIP. Mulai dari suhu ruangan, fluktuasi suhu dalam lemari es atau freezer serta kebersihan lingkungan. Lalu, bagaimana cara menyimpan ASIP yang benar? Simak penjelasannya berikut ini!

Berapa Lama ASIP Bisa Bertahan?

Daya tahan ASIP tergantung pada bagaimana cara Moms menyimpannya. Untuk memperoleh gambaran berapa lama ASIP bisa disimpan, simak penjelasannya berikut ini!

  • ASI bisa digunakan maksimal 6 jam setelah pumping jika disimpan di suhu ruang
  • ASI bisa digunakan selama maksimal 24 jam setelah pumping jika disimpan dalam kotak pendingin atau cool box
  • ASI bisa digunakan selama 5 hari ke depan jika disimpan di dalam kulkas dengan suhu minimal 4 derajat Celsius
  • ASI bisa digunakan sampai 2 minggu ke depan jika disimpan di dalam freezer lemari es 1 pintu
  • ASI bisa digunakan sampai 3 bulan ke depan kalau disimpan dalam kulkas 2 pintu
  • ASI yang disimpan dengan freezer khusus dengan suhu di bawah minus 18 derajat Celsius bisa bertahan selama setidaknya 6 bulan ke depan.

Bagaimana Langkah-langkah Penyimpanan ASI yang Benar?

Untuk menyimpan ASIP yang benar, ikuti langkah-langkah berikut ini!

  1. Masukkan ASI ke wadah khusus. Moms bisa menggunakan kantung ASI dari LustyBunny yang sudah disterilisasi dengan E-Beam sehingga lebih aman. Jangan menyimpan ASI dengan gelas plastik bekas minuman kemasan atau wadah Styrofoam
  2. Beri tanggal dan jam di setiap wadah
  3. Jangan simpan ASIP di pintu kulkas freezer. Taruh di bagian paling belakang untuk menghindari fluktuasi suhu saat pintu kulkas dibuka dan ditutup
  4. Kalau ASIP akan dibekukan, simpan dulu semalaman di dalam kulkas baru masukkan ke dalam freezer
  5. Kalau ASIP beku ingin digunakan, pindahkan ke bagian bawah kulkas satu malam sebelumnya. Esoknya, baru cairkan dan hangatkan. Ingat, ASIP yang sudah beku dan dicairkan tidak boleh dibekukan kembali
  6. ASI bisa disimpan dalam pendingin yang dilengkapi insulasi dengan kantong es beku. Dalam kondisi seperti ini, ASIP bisa bertahan selama 24 jam ketika dibawa bepergian. Ketika sampai di tempat, segera berikan ASIP atau simpan dan bekukan kembali di lemari es
  7. Kemas ASIP dalam jumlah kecil untuk menghindari pemborosan saat ASIP tidak habis diminum
  8. Ketika akan memberikan ASIP, berikan yang tanggal pemerahannya paling lama (yang paling dulu diperah, paling dulu diberikan)
  9. Jika ASIP beku, cairkan di bawah air hangat yang mengalir
  10. Jangan memanaskan ASIP beku dengan oven atau microwave untuk mencegah nutrisi dalam ASI menjadi hilang.

Itu dia berbagai hal penting yang perlu Moms ketahui terkait cara penyimpanan ASI yang benar. Agar proses pumping ASI dan penyimpanan ASIP jadi lebih mudah, Moms bisa menggunakan pompa ASI manual dari LustyBunny. Jangan lupa simpan ASIP dengan menggunakan kantong ASIP yang praktis dan berkualitas dari LustyBunny. Cek sekarang juga berbagai perlengkapan bayi lainnya di LustyBunny Official Shop di Shopee!

Ide Kado untuk New Born, Mulai Baju Sampai Perlengkapan MPASI!

Ide Kado untuk New Born, Mulai Baju Sampai Perlengkapan MPASI!

Menjelang kelahiran si kecil, ada banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh para orang tua. Bagi Moms yang memiliki kerabat dekat yang sebentar lagi akan kedatangan ‘tamu baru’, tidak ada salahnya ikut membantu persiapan mereka dengan membeli kado yang sesuai.

Memilih perlengkapan bayi baru lahir memang susah-susah gampang. Moms mungkin khawatir jika barang yang akan dibeli, ternyata tidak digunakan atau tidak begitu penting. Lalu, baiknya apa saja yang bisa diberikan sebagai kado untuk bayi new born? Yuk, simak beberapa ide dan inspirasinya berikut ini!

Perlengkapan Tidur Bayi

Salah satu perlengkapan bayi yang pasti akan dibutuhkan adalah alat tidur seperti selimut. Selimut diperlukan untuk menjaga si kecil tetap nyaman. Jangan lupa untuk memilih selimut dengan bahan yang lembut, nyaman dan breathable agar bayi bisa tidur dengan nyenyak saat menggunakannya.

Feeding Set

Saat akan membelikan hadiah untuk kerabat yang baru melahirkan, Moms mungkin akan bertanya-tanya, “Kira-kira, dia sudah punya ini belum, ya?” atau “Kalau aku belikan ini, apa nanti bakal terpakai?” Nah, sebagai solusi, Moms bisa membelikan feeding set alias perlengkapan MPASI. Kenapa feeding set?

Saat baru lahir, perlengkapan MPASI biasanya tidak menjadi prioritas bagi para orang tua. Karena itu, umumnya mereka belum mempersiapkannya. Mendapatkan feeding set sebagai hadiah kelahiran tentu akan membantu mereka karena artinya mereka tidak perlu membeli lagi ketika anak mereka memasuki usia MPASI nanti.

Pakaian Bayi

Item berikutnya yang sudah pasti akan sangat berguna bagi bayi yang baru lahir adalah pakaian bayi. Jika Moms ingin memberikan hadiah sebelum hari kelahirannya, Moms bisa membelikan hampers berupa set pakaian bayi baru lahir yang tersedia di Lusty Bunny.

Tapi kalau Moms baru sempat menjenguk ketika bayinya sudah lahir, Moms mungkin perlu mempertimbangkan untuk membelikan baju yang ukurannya lebih besar. Pasalnya, orang tua si bayi pasti sudah menyiapkan set pakaian new born untuk anaknya. Baju yang Moms hadiahkan, bisa dikenakan nanti ketika bayi sudah mulai tumbuh besar. Jadi, tidak perlu khawatir bajunya tidak terpakai.

Perlengkapan Mandi

Selain pakaian bayi, perlengkapan mandi juga pasti dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir. Perlengkapan mandi yang dimaksud bisa berupa bak mandi dan handuk. Bisa juga sabun, sampo, mainan hingga sisir dan sikat gigi bayi. Perlengkapan mandi seperti ini biasanya tetap akan terpakai meski bayi tumbuh besar nantinya.

Tas Perlengkapan Bayi

Kalau Moms sudah punya pengalaman memiliki bayi, Moms pasti tahu bagaimana pentingnya tas popok bayi. Tas ini sangat berguna ketika para ibu akan membawa bayi mereka jalan-jalan ke luar rumah. Benda ini juga bisa jadi ide kado yang menarik untuk diberikan ketika Moms menjenguk kerabat yang baru kedatangan anggota keluarga baru.

Tas perlengkapan bayi ini tidak hanya bisa menyimpan popok tapi juga berbagai perlengkapan bayi termasuk baju, tisu basah, susu, botol susu bahkan perlengkapan ibu juga.

Itu dia beberapa perlengkapan bayi yang bisa Moms jadikan inspirasi kado saat menjenguk new born. Bingung memilih? Tidak perlu khawatir karena Lusty Bunny sudah menyiapkan beragam pilihan baby gift hingga hampers. Moms hanya tinggal memilih item mana yang paling cocok untuk diberikan saat mengunjungi si new born nanti. Cek katalog terlengkap di Lusty Bunny Official Shop di Shopee dan pesan sekarang juga!